banner 728x250
Tokoh  

Kisah Teladan Imam Ahmad bin Hanbal

Kisah Teladan IMAM AHMAD BIN HANBAL
Kisah Teladan IMAM AHMAD BIN HANBAL
banner 120x600
banner 468x60

INFOUMAT.COM__ Siapa yang tidak kenal beliau Imam Ahmad Bin Hanbal, (bahasa Arab: أحمد بن حنبل‎, lahir 20 Rabiul awal 164 H (27 November 780) – wafat 12 Rabiul Awal 241 H (4 Agustus 855))adalah seorang ahli hadits dan teologi Islam. Ia lahir di Mary, Turkmenistan, utara Afganistan. Serta ia dikenal dengan nama Imam Hanbali. Masyhur di kalangan ulama ahli nasihat, sebuah riwayat tentang sepak terjang dan bujuk rayu setan ketika ada seorang hamba yang menghadapi sakaratul maut. Setan berdiri di sebelah kiri dan kanannya dengan tujuan untuk merusak akidah dan keimanan si hamba dan mengajaknya bersama-sama dalam siksa neraka.

Baca Juga : Imam Hasan al-Bashri

Setan yang ada di sebelah kanan tampil dalam wujud ayah dari orang tengah sakaratul maut tadi. Sedangkan setan yang di sebelah kiri tampil dalam wujud ibunya.

Layaknya seorang ayah kepada anak yang sangat dicintainya, setan di sebelah kanan berkata, “Wahai anakku, dari dulu ayah sangat sayang kepadamu, ayah sangat cinta kepadamu. Namun ayah meninggal dalam keadaan memeluk Nasrani. Sebab, Nasrani adalah agama terbaik.” Setan di sebelah kiri yang tampil dalam wujud ibunya juga berkata serupa, “Wahai anakku, perut ibu dulu sebagai tempatmu, air susu ibu sebagai minumanmu, dan kedua paha ibu sebagai pijakanmu. Namun ibu meninggal dalam keadaan memeluk Yahudi. Sebab, Yahudi adalah agama terbaik.”

Riwayat ini disebutkan oleh Abu al-Hasan al-Qasi al-Maki. Riwayat semakna juga disebutkan oleh al-Ghazali dalam Kasyfu ‘Ulumil Akhirah.

Baca Juga : Kisah Imam Bukhari

Maka dari itu, Umar bin al-Khathab senantiasa berpesan, “Ajarilah orang-orang yang menghadapi kematian di antara kalian dengan kalimat Lailahaillah. Sebab, mereka melihat sesuatu yang tidak kalian lihat.”

Di sisi lain, sakaratul maut merupakan akhir pertarungan antara iblis dengan manusia yang berupaya mengakhiri hayatnya dengan kalimat tauhid, sebagai puncak pencapaian atas apa yang dikabarkan oleh Rasulullah saw. dalam haditsnya.

مَنْ كَانَ آخرُ كَلَامه لَاإلَهَ إلَّا اللهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ

Artinya, “Siapa saja yang di akhir perkataannya adalah kalimat Lailahaillah, maka ia berhak masuk surga.”

Karena itu, sebagai upaya menghindarkan tipu daya setan yang senantiasa ingin mencelakakan orang yang sedang menghadapi sakaratul maut, maka sebaiknya kita membimbingnya dengan kalimat tahid: La ilaha illallah.

Namun adakalanya, kalimat “La ilaha illallah” yang kita tuntun kepada orang yang sakaratul maut mendapat penolakan darinya sehingga sebaiknya kita tidak berburuk sangka terlebih dahulu. Sebab, penolakan itu boleh jadi bersamaan dengan upaya dirinya menjauhkan tipu daya setan yang ada di hadapannya.

Baca Juga : Riwayat Imam Ahmad Bin Hanbal

Kejadian hadirnya setan di hadapan orang yang sakaratul maut pernah dialami langsung oleh Imam Ahmad bin Hanbal, seperti yang dikisahkan oleh putranya Abdullah bin Ahmad.

Jelang Sang Imam wafat, Abdullah bin Ahmad berada di sampingnya seraya bersiap memegang kain untuk mengikat kedua rahangnya. Sang Imam tampak berkeringat. Disangka sudah mengembuskan nafas terakhir, ia kemudian kembali tersadar dan berucap, “Tidak, menjauhlah! Tidak, menjauhlah!” Ia mengatakan itu hingga berkali-kali.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *